SNIPER86.COM, Ambon - Melihat dan mengamati perjalanan Pemerintahan Provinsi Maluku yang dipimpin oleh kedua tokoh publik muda Maluku yaitu Hendrik Lewerissa, S.H., LLM., sebagai Gubernur dan H. Abdullah Vanath, S.Sos., sebagai Wakil Gubernur, setelah dilantik sampai pada 100 hari kerja pemerintahannya tak henti-henti mendapat kritik dan tuduhan masyarakat, namun keduanya tetap segar, sehat dan memiliki komitmen pasti demi menata maluku dari berbagai sektor.
Hal itu berdasarkan niat yang dituangkan dalam visi - misi saat maju pada Pilkada Serentak tahun 2024, sehingga pasangan ini dengan membawa jargon Lawamena terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku untuk periode 2025 - 2030.
Salah satu tokoh Nusa Ina dari Seram Bagian Barat, Drs. Irwan Patty, M.Si., melihat, membaca dan mempelajari berbagai opini publik saat ini ada baiknya juga, namun disisi lain tidak memberikan solusi yang melahirkan adanya perbaikan, dimana pandai memberikan kritik kepada orang lain tapi tidak mampu memberikan ingatan pada diri sendiri.
"Kita menyadari, bahwa pemimpin apapun perlu adanya kritik. Jika kritik itu benar-benar kita jadikan sebagai sebuah ingatan dan peringatan untuk kemudian tidak dilakukan seperti itu, tapi ini bukan kritik saja melain menuduh sesuatu yang tidak ada buktinya. Nah kalau seperti ini, bagaimana adanya perubahan dan perkembangan pembangunan di negeri ini," kata Irwan Patty kepada media ini, Jumat (27/06/25).
Selain itu, ujar Irwan Patty, seharusnya kritik, saran dan pendapat itu memang perlu tapi harus yang konstruktif, bukan asal kritik dan menuduh sesuatu yang tidak ada buktinya, seperti yang dituduhkan kepada Wakil Gubernur Maluku H. Abdullah Vanath, terkait dengan lahan parkir Pasar Mardika.
"Ini ada apa?. Lalu yang dituduhkan benar atau tidak ini persoalan juga, begitu pula tuduhan kepada Gubernur Hendrik Lewerissa, terkait dengan Rehab Rumah Dinas Gubernur senilai Rp. 14,5 M. Nah, anggaran tersebut nilainya kecil atau besar, semestinya ditanyakan kepada DPRD Maluku, karena pembahasan anggaran tersebut tidak semuda itu," ujarnya.
"Perlu kita semua ketahui, bahwa pergeseran keuangan dari kas daerah untuk kepentingan daerah sekecil apapun itu diketahui DPRD baik itu di tingkat kabupaten, kota maupun provinsi bahkan negara. Ini kita bicara aturan bukan bicara seenaknya, apalagi saat ini, dengan ketatnya aturan dan peraturan perundang - undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelas Patty.
Oleh karena itu, sambungnya, bahwa jangan selalu berburuk sangka dengan diperintahkan Wakil Gubernur untuk mengkoordinasikan Pasar Mardika, maka setiap hal yang terjadi lalu kemudian disinyalir bahwa ini karena intervensi Wakil Gubernur, terkait dengan keputusan kontrak parkir.
Patty, menyarankan semua pihak untuk membicarakan dan duduk bersama, jangan cepat - cepat berburuk sangka, apalagi sampai menuduhkan sesuatu yang tidak ada benarnya, hanya karena mendengar cerita- cerita yang tidak ada kejelasannya.
"Lebih memungkinkan kita lakukan koordinasi dan duduk bersama satu meja. Tentu dengan duduk satu meja kita akan mendudukkan persoalannya, bukan sedikit - dikit tuduhan atau berprasangka buruk bahwa Wakil Gubernur terlibat atau gubernur mengintervensi, ternyata yang dituduhkan semuanya tidak benar, atau diduga ini juga untuk menghambat progres pembangunan yang saat ini mulai berjalan," ungkap Patty.
Sebagai generasi Maluku yang akan menjadi penerus yang cerdas, pandai dan tanggap, Patty meminta masyarakat dudukkan semua persoalan sesuai aturan mainnya. Termasuk soal anggaran Rumah Dinas Gubernur Maluku, karena tidak sembarangan dinaikkan atau diturunkan anggaran yang sudah ditetapkan.
"Semua yang diputuskan tentu teratur, terukur dan berkesinambungan, karena Gubernur dan Wakil Gubernur tidak mungkin melakukan hal hal sembarangan, apalagi dalam melakukan, memutuskan berbagai langkah kebijakan ditengah-tengah pengawasan yang sangat ketat dari semua sektor, lebih - lebih lagi pengawasan media (pers), tetapi pengawasan yang benar - benar berdasarkan kode etik masing-masing, bukan pengawasan asal - asalan," jelas Patty.
Patty berharap kedepan kepada semua elemen yang ada di "Negeri Tanah Para Raja- Raja" semoga masyarakat tetap kompak, bersatu untuk membantu Gubernur dan Wakil Gubernur dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan untuk membangun Maluku dengan niat yang disampaikan saat kampanye
"Kita tidak bisa melepaskan Gubernur dan Wakil Gubernur berjalan sendiri, tetapi bersama kita semua untuk Maluku Pung Bae. Kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang tunggu kapan dan kapan. Untuk itu, saatnya kita bergandengan tangan satu hati, satu kekuatan, satu tekad membangun Maluku dari berbagai sektor, sehingga kekayaan yang kita miliki saat ini Insya Allah akan tercapai suatu kesejahteraan dan kemakmuran kita bersama," tutup Irwan Patty.*(MM.S86)