SNIPER86.COM, Bengkulu - Suasana politik internal Partai Golkar Provinsi Bengkulu memanas. Salah satu militan loyalis Gusril Pausi, S.Sos., M.A.P., Abank Franks mengeluarkan pernyataan keras menanggapi upaya sejumlah pihak yang mencoba menggiring opini publik, dengan menyudutkan Gusril dalam pusaran kasus gratifikasi yang menjerat mantan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.
"Ini jelas permainan kotor. Jangan seret nama Gusril Pausi hanya karena panik kehilangan pengaruh. Fitnah semacam ini bukan strategi, ini pengecut!," tegas Abank Franks, Senin (05/05/2025).
Menurutnya, tudingan tersebut hanyalah manuver murahan dari oknum-oknum internal yang tak siap bersaing secara sehat, dalam perebutan kursi Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu.
"Berkompetisi itu fair dong. Tunjukkan prestasi, bukan karakter memfitnah. Kalau memang merasa mampu dan punya rekam jejak, kenapa takut bersaing?," tantangnya.
Abank Franks juga menegaskan, bahwa Gusril Pausi adalah figur bersih dan berintegritas yang tidak pernah bermain di wilayah abu-abu politik. Ia menuding, isu gratifikasi hanya dipakai sebagai senjata politik untuk menjatuhkan elektabilitas Gusril, menjelang dinamika pemilihan kepemimpinan partai.
"Kami tahu permainan ini. Tapi kami tidak akan diam. Kami lawan dengan fakta, bukan drama. Jangan pikir kami takut," tutupnya dengan nada tinggi.
Pernyataan ini menandai babak baru dalam eskalasi politik internal Golkar Bengkulu, yang kini tak hanya soal strategi politik, tapi juga soal kehormatan dan integritas pribadi.*(Herwan)