SNIPER86.COM, Probolinggo – Semarak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Desa Kalirejo, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, memuncak dengan digelarnya Pawai Budaya yang diikuti oleh 700 peserta dari 28 Rukun Tetangga (RT) se-Desa Kalirejo.
Acara yang berlangsung pada Minggu (24/08) ini disambut antusias oleh ribuan warga yang memadati sepanjang jalur pawai, menciptakan suasana penuh warna dan kebersamaan.
Tampak hadir, Camat Dringu Hj. Indah Rohani, Kapolsek Iptu Ansori, Danramil Dringu Kapten Lalu Fahrial, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta tamu kehormatan anggota DPRD Kabupaten Probolinggo H. Reno Handoyo.
Gelaran pawai dimulai pukul 10.00 WIB dari jalan raya Kalimas (tepatnya di utaranya rumah Kades Kasiadi) dan berakhir di halaman SD Negeri 2 Kalirejo dengan jarak tempuh sekitar 4 kilometer.
Peserta tampil memukau dengan busana adat daerah, kreasi kostum unik, replika hasil bumi, hingga atraksi seni tradisional seperti tari-tarian dan musik tradisi. Kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana memperkuat rasa cinta tanah air dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal.
Kepala Desa: Pawai Budaya, Wadah Kebersamaan dan Edukasi
Dalam sambutannya, Kepala Desa Kalirejo, Kasiadi, S.Sos, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi dan kerja sama seluruh warga.
“Pawai budaya ini bukan sekadar meriah-meriahan. Ini adalah wujud pelestarian kearifan lokal sekaligus pengingat bahwa kemerdekaan kita lahir dari persatuan. Semoga kegiatan ini terus berjalan setiap tahun, agar generasi muda tidak melupakan akar budaya bangsa,” tegas Kasiadi.
Kasiadi juga menekankan pentingnya kegiatan semacam ini sebagai sarana edukasi. “Anak-anak yang ikut pawai bukan hanya tampil, tapi belajar tentang keberagaman dan nilai gotong royong. Ini bentuk nyata pembelajaran luar kelas yang sangat bermanfaat,” tambahnya.
Ketua Panitia: Kreativitas Warga Sangat Luar Biasa
Ketua Panitia Pawai Budaya, Edi Siswanto, mengungkapkan bahwa persiapan acara dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dengan dukungan penuh seluruh RT dan RW serta donatur sebagai penyokong dana.
“Alhamdulillah, kegiatan berjalan lancar. Kreativitas warga luar biasa. Ada yang menampilkan pakaian adat Jawa, Madura, bahkan memadukan unsur modern dengan budaya lokal. Semua tampil maksimal untuk memeriahkan HUT RI ke-79,” jelas Edi.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan penghargaan untuk 6 RT dengan penampilan terbaik yang dinilai berdasarkan kreativitas kostum, kekompakan peserta, dan pesan budaya yang dibawakan.
Warga: Momen yang selalu dinantikan
antusiasme warga terlihat sejak pagi. Sepanjang rute, masyarakat berbondong-bondong menyaksikan pawai sambil mengibarkan bendera merah putih. Salah satu warga, Siti Aminah (45), menyampaikan rasa bangganya.
“Kami selalu menunggu acara ini setiap tahun. Anak-anak senang ikut pawai karena bisa belajar budaya. Semoga tradisi ini terus dilestarikan,” ujarnya.
Makna Pawai Budaya: Menjaga Warisan, Menumbuhkan Nasionalisme
Pawai budaya bukan hanya ajang unjuk kreativitas, tetapi juga memiliki nilai edukatif yang mendalam. Menurut para pemerhati budaya, kegiatan ini menjadi media pelestarian kearifan lokal, sekaligus memperkuat nasionalisme di era globalisasi. Di tengah derasnya arus budaya modern, pawai budaya menjadi pengingat bahwa identitas bangsa harus dijaga agar tidak terkikis oleh zaman.
Dengan melibatkan 28 RT dan 700 peserta, Pawai Budaya Desa Kalirejo tahun ini membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat masih terjaga dengan baik. Pemerintah desa berharap, kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin dan dikembangkan lebih besar dengan melibatkan seniman lokal maupun daerah.*
(Ads)