SNIPER86.COM, Medan - Seorang Jurnalis menggelar aksi damai di depan Markas Polrestabes Medan. Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas lambannya penanganan kasus kekerasan terhadap wartawan, yang terjadi sejak tujuh bulan lalu namun belum juga menetapkan pelaku sebagai tersangka.
Kasus yang dipermasalahkan adalah perampasan telepon genggam milik wartawan Junaedi Daulay oleh anak seorang oknum Kepala Desa Cinta Rakyat dan Oknum Preman Debt Collector. Peristiwa itu disertai intimidasi dan aksi kekerasan fisik berupa cekikan terhadap korban, namun hingga kini belum ada kejelasan hukum.
"Ada apa dengan Polrestabes Medan?. Apa memang tidak mampu menangkap pelaku kekerasan terhadap wartawan? Di mana keadilan?," keluh Junaedi Daulay, koordinator aksi, dengan nada kecewa.
Aksi yang berlangsung lebih dari satu jam itu pun tak membuahkan hasil. Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arief Setyawan memilih tidak menjumpai aksi solo jurnalis.
"Satu jam lebih kita berdiri di depan markas kepolisian, tapi Kapolrestabes justru menghindar, tidak hadir, tidak mau mendengar langsung jeritan kami bersama anak kami," tambah Junaedi.
Ia menyayangkan sikap aparat yang justru mengundang beberapa perwakilan masuk ke dalam ruangan secara tertutup, alih-alih memberikan penjelasan di hadapan publik.
"Kami ingin menyampaikan secara terbuka agar publik tahu. Tapi yang kami terima hanyalah jawaban klise: ‘sabar, sedang berproses’," cetusnya.
Dalam aksinya, Junaedi Daulay memakai baju hitam bukti turut berbela sungkawa kepada matinya keadilan di Polrestabes Medan.
"Kami menuntut dua hal utama: pertama, Kapolrestabes Medan segera menetapkan tersangka terhadap anak oknum Kades Cinta Rakyat yang telah melakukan kekerasan kepada wartawan.
Kedua, meminta penindakan terhadap oknum preman debt collector dari Megacom Medan yang kerap meresahkan masyarakat.
Aksi damai ini menjadi alarm keras atas pentingnya perlindungan terhadap kebebasan pers dan jurnalis yang bekerja di lapangan. Kasus ini kini menjadi sorotan, menanti komitmen Polrestabes Medan dalam menegakkan keadilan tanpa pandang bulu.*(Tim)