SNIPER86.COM, Belawan - Rawannya kondisi sosial di Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara kian mengkhawatirkan, mengingat tawuran antar remaja nyaris menjadi rutinitas setiap harinya, disertai meningkatnya berbagai tindak kejahatan premanisme dikalangan pemuda.
Fenomena ini bukan hanya mencerminkan krisis moral, tapi juga menunjukan ketimpangan sosial dan ketiadaan ruang pembinaan bagi remaja di Kota Pelabuhan yang sarat potensi ini.
Dalam hal ini, Ketua Umum Anak Belawan Bersatu (ABB) Dedy Satria Ainal, A.Md., dengan tegas menyampaikan kegelisahannya atas situasi dan kondisi yang di alami masyarakat Belawan.
Menurut Dedy, banyak pemuda yang terjebak dengan jalan pintas, seperti Narkoba, Curanmor dan tindakan kekerasan yang tanpa sadar dilakukan, hingga menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat. Dalam hal ini, Dedy juga mengatakan, hal itu dikarenakan kurangnya kegiatan positif dan minimnya lapangan pekerjaan di daerah Belawan.
"Kalau tidak ada wadah pembinaan, bagaimana generasi muda bisa berkembang?. Mereka frustasi dan sebagian memilih jalan yang salah," ujarnya prihatin, Minggu (27/07/25).
Meski masyarakat Belawan sering kali mengecam aksi tawuran, namun respon mereka lebih sering sebatas komentar di media sosial.
Dedy menyinggung fenomena ironis ini. "Lihat saja video-video yang viral, jumlah penontonnya kadang lebih banyak dari pelaku tawuran itu sendiri. Artinya, kekacauan ini malah jadi tontonan bukannya peringatan," jelasnya.
Bergerak, Bukan Menunggu
Dedy menegaskan, bahwa penyelesaian masalah sosial Belawan tidak bisa terus-menerus dibebankan kepada pemerintah saja. Masyarakat harus bangkit, mengambil peran nyata dalam menyelamatkan generasi muda dari keterpurukan.
"Saya yakin, lebih banyak warga Belawan yang mencintai kedamaian dibanding mereka yang bikin keributan. Jangan tunggu pihak luar. Kita harus melawan ini bersama," ajaknya.
Ia juga mengingatkan, agar perjuangan masyarakat tetap independen, tidak terlalu dekat dengan kekuasaan atau kepentingan pengusaha tertentu. "Kalau hak-hak sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat terus dikangkangi, suara rakyat akan semakin lemah. Kita harus jaga kemandirian," ujar Dedy.
Untuk membangun kekuatan kolektif masyarakat, Dedy mengajak warga meneladani empat sahabat Rasulullah SAW, sebagai pilar kepemimpinan dalam perjuangan sosial, yakni:
1. Abu Bakar Siddiq, Sosok tua yang bijak dan menjadi panutan.
2. Umar Bin Khatab, Pemimpin pemberani, siap melawan ketidakadilan.
3. Usman Bin Affan, Dermawan yang mendukung perjuangan rakyat dengan sumber daya.
4. Ali Bin Abi Thalib, Pemuda cerdas, penuh ide untuk masa depan yang lebih baik.
"Tapi jangan ada satu orang yang ingin memainkan semua peran itu. Itu bukan perjuangan, itu ambisi," tutupnya.
ABB sebagai gerakan warga asli Belawan terus menyerukan kesadaran kolektif untuk menghentikan kekerasan dan membangun masa depan lebih baik. Kini waktunya Belawan tak hanya dikenal karena pelabuhannya, tapi juga karena rakyatnya yang berani bangkit dan bersatu.*(Hendra)