SNIPER86.COM, Agara - Pemutusan sepihak jatah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi oleh PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) II telah menimbulkan kemarahan di kalangan pengusaha SPBU di Aceh Tenggara. Keputusan ini telah menyebabkan pasokan BBM subsidi jenis Pertalite dan Bio Solar terhenti di wilayah tersebut.
Pemutusan jatah kuota BBM subsidi ini disebabkan oleh kebijakan Pertamina, yang menyatakan jatah BBM subsidi untuk dua depot yaitu SPBU Lawe Kihing dan SPBU Kuning tersebut telah habis.
"Dan kita melayangkan surat keberatan atau komplain kepada pihak terkait, termasuk PT Pertamina, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Aceh, dan BPH Migas, untuk meminta penambahan kuota dan pembukaan blokir sistem pemesanan BBM di dua SPBU tersebut," sebut Direktur Utama SPBU Kuning serta mewakili SPBU Lawe Kihing, Selvi Novita Desky, kepada media, Selasa (7/10/25).
Selvi juga dikenal sebagai perwakilan SPBU Logo Bambel Aceh Tenggara berpendapat, pemutusan jatah kuota BBM subsidi ini telah menyebabkan dampak signifikan bagi pengusaha SPBU di Aceh Tenggara. Mereka khawatir permasalahan dapat menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat dan membuat masyarakat marah.
"Khawatir permasalahan ini timbul persepsi lain di tengah masyarakat. Hingga menjadikan masyarakat marah, kita yang di lapangan menjadi serba salah," kata Selvi, Direktur Utama SPBU Kuning dan Lawe Kihing.
Pemerintah dan Pertamina diharapkan dapat secepatnya mengantisipasi permasalahan tersebut. Walau dirinya sebagai pengusaha SPBU mendukung semua kebijakan pemerintah, namun berharap kebijakan tersebut tidak membebani pengusaha SPBU.
"Kalau ada menuding kami kesulitan untuk menebus BBM dari Pertamina itu Hoax. Yang ada bahkan jatah kuota BBM kami yang telah kami lunaskan, justru tidak dikirim oleh pihak Pertamina," kata Selvi.
Pemutusan jatah kuota BBM subsidi di Aceh Tenggara merupakan permasalahan yang kompleks dan memerlukan solusi yang tepat. Pemerintah dan Pertamina perlu bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan BBM subsidi di daerah-daerah terpencil dan menghindari dampak negatif bagi masyarakat.
Pengusaha SPBU berharap, kebijakan yang diambil dapat mempertimbangkan kepentingan semua pihak dan tidak membebani pengusaha SPBU. Masyarakat juga di imbau untuk tidak terprovokasi.
Ditempat terpisah, Pegiat LIRA Aceh Tenggara Saleh Selian mengimbau kepada masyarakat, agar tidak terprovokasi terkait permasalahan kelangkaan BBM Subsidi, yang terjadi tiga pekan terakhir di Kabupaten Aceh Tenggara.
"Jangan mudah terprovokasi dengan narasi - narasi yang berkembang mengenai kelangkaan BBM Subsidi di Aceh Tenggara," sebut Saleh Selian.
Menurutnya, permasalahan kelangkaan BBM Subsidi disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Republik Indonesia (RI), yang telah dan sedang melakukan pembatasan pada kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, seperti Pertalite dan Solar, untuk menghemat anggaran negara dan memastikan subsidi dinikmati oleh pihak yang berhak.
"Mari sama - sama kita percayakan permasalahan ini kepada pengusaha atau pemilik SPBU, yang tengah dan sedang memperjuangkan kouta BBM Subsidi di Aceh Tenggara. Ini semua untuk kemaslahatan kita semua tentunya," pungkas Saleh.*(Alek)